Berawal dari perbincangan santai pada akhir bulan April 1991, antara Almarhum Rustamadji, Yanto KS, dan Karang Sasangka,
tercetus sebuah gagasan untuk mengumpulkan pelukis-pelukis Klaten
dengan tujuan mengadakan pameran bersama. Ide tersebut mendapat
tanggapan yang positif dari rekan2 seniman Klaten. Pertemuan pertama
pada 9 Mei 1991, bersepakat untuk mengadakan pameran seni rupa dg tema
“Pameran Seni Rupa Klaten 91”
Pameran
berlangsung tanggal 20-25 Agustus 1991 di Gedung DPRD Kabupaten Klaten
dan dibuka oleh Suhardjono selaku Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Klaten waktu itu, yang sekaligus merayakan Hari Kemerdekaan RI ke 46.
Dalam acara ramah tamah antara Bupati dengan para seniman peserta
pameran, disarankan untuk membentuk suatu wadah bagi para seniman seni
rupa di Kabupaten Klaten.
Pada hari terakhir pameran, diadakan sebuah acara saresehan yang membahas masalah pameran atau evaluasi serta langkah-langkah selanjutnya. dan diperoleh kesepakatan untuk mendirikan sebuah kelompok seniman seni rupa di Kabupaten Klaten. saat itu namanya belum ditentukan.
Pada hari terakhir pameran, diadakan sebuah acara saresehan yang membahas masalah pameran atau evaluasi serta langkah-langkah selanjutnya. dan diperoleh kesepakatan untuk mendirikan sebuah kelompok seniman seni rupa di Kabupaten Klaten. saat itu namanya belum ditentukan.
Pada tanggal 5
September 1991 bertempat di Jl. Pramuka No 58 Klaten, diadakan acara
syukuran atas suksesnya Pameran Seni Rupa ‘91 dan pembubaran panitia,
serta menentukan nama kelompok seniman seni rupa. Setelah diadakan
pemilihan dari beberapa nama yang diusulkan, ternyata nama ”PASREN”
(Paguyuban Senirupawan Klaten) yang berarti hiasan, atas usul pelukis
Hardjija, yang paling banyak mendapat respon. Nama PASREN dipakai
hingga saat ini, sejak berdirinya Pasren telah mengalami perubahan
kepengurusan yakni tahun 1991 hingga 2003 diketuai oleh Drs. Djoko
Basuki, sedangkan mulai tanggal 19 Januari 2003 jabatan tersebut
dipegang oleh Drs. Sigit Giri Purwono, dan saat ini dipegang oleh Bp.
Ansori.
(disarikan dari blog pasrenklaten)
(disarikan dari blog pasrenklaten)
Foto Bareng Ketua Pasren Bp Ansori dan rekan-rekan PASREN bersama Ibu Camat Kec. Klaten Tengah |
Dalam rangka turut
menyukseskan Tahun Kunjungan Wisata Jateng 2012, Pasren menggelar
pameran seni lukis yang berlangsung pada Minggu 19 Feb 2012 hingga
Jum'at 24 Februari 2012 dengan tema Kutho Seni, Seni Ndandani Kutho. di Aula Kantor Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
Yuukk... Sedulur Klaten, dolan-dolan ke Aula Kecamatan Klaten Tengah menikmati karya seniman Klaten :)
Ini
dia wajah halaman depan Kantor Kecamatan Klaten Tengah, Sedulur Klaten
ga usah sungkan kalo sudah sampai disini, langsung masuk aja, rekan2
Pasren pasti dengan senang hati akan menyambut kedatangan Anda.
Pada saat pembuakaan Pameran Seni Lukis Pasren 2012 ini digelar kesenian Wayang Beber. Apa sich wayang beber itu?? Yach begitulah,
anak muda saat ini tentu sudah jarang bisa menyaksikan pertunjukan ini,
kalaupun ada, mereka lebih tertarik pergi mencari HotSpot biar bisa
onlen gratis, xixixi ya gak dab?!!
Nah lho.... nanti giliran kesenian2 tsb diklaim milik bangsa lain baru dech ikut koar-koar, menghujat mengumpat kesana kemari, bagai pahlawan kesiangan xixixi malu ah dab?!!
Nah lho.... nanti giliran kesenian2 tsb diklaim milik bangsa lain baru dech ikut koar-koar, menghujat mengumpat kesana kemari, bagai pahlawan kesiangan xixixi malu ah dab?!!
Sebagai pengertian saja, menurut wikipedia, halaah andalan. Wayang Beber adalah seni wayang
yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih
berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang
beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi
tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Menurut Kitab Sastro Mirudo, Wayang Beber dibuat pada tahun 1283, dengan Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo (1283), Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bra Wijaya, Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan wayang beber, yang artistik melebihi keindahan lukisan kubisme Pablo Picaso, jika dibanding untuk masa kini.
Menurut Kitab Sastro Mirudo, Wayang Beber dibuat pada tahun 1283, dengan Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo (1283), Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bra Wijaya, Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan wayang beber, yang artistik melebihi keindahan lukisan kubisme Pablo Picaso, jika dibanding untuk masa kini.
Adalah Mas Ngabehi Musafiq Prasetyo dalang wayang beber dalam pertunjukan ini, beliau juga aktif dalam PASREN lho selain aktif mengikuti pameran lainnya seperti Pameran bertiga "InsomniART". Gambar pada payung ini dan wayang beber yang mengangkat kisah Ande-Ande Lumut tersebut juga merupakan hasil karya beliau.
MNg. Musafiq Prasetyo |
Gaya ndalang MNg.
Musafiq Prasetyo berbeda dengan dalang pada umumnya, beliau
menanggalkan kesan formal dan tampil dengan bahasa yang santai,
sederhana, bahkan banyak diselingi humor-humor segar. Selain kisah
Ande-Ande Lumut, Wayang Beber juga memuat banyak cerita Panji, yakni
Kisah Cinta Panji Asmoro Bangun yang merajut cintanya dengan Dewi
Sekartaji Putri Jenggolo. kalau penasaran cekidot gan Kisah Panji Asmoro Bangun di yutub :D
Bapak Hardjio |
Selesai menyaksikan pertunjukan Wayang Beber, pengunjung dipersilahkan memasuki Aula Kecamatan Klaten Tengah yang telah disulap
menjadi ruang pameran lukis, disinilah karya2 pelukis Pasren dipajang
sampai nanti Hari Jumat 24 Februari 2012. Di dalam ruang tersebut
terlihat ibu camat sedang diwawancarai seorang wartawan, memang
keperdulian beliau terhadap seni dan budaya patut diacungi jempol.
Kalo
yang lagi ngobrol di depan pakai topi coklat itu Bp. Hardjio, selain
aktif dalam Pasren, beliau juga sering memberikan Kegiatan
Ekstrakulikuler Lukis di salah satu SMP di Klaten. Beliau memberi
kebebasan kepada seluruh pesertanya untuk berekspresi sehingga peserta
dapat dengan bebas mengekspresikan kreatifitas mereka, untuk
mengapreasiasi karya, siswa dipersilakan bertanya dan meminta pendapat
tentang karya mereka secara langsung kepada anggota PASREN.
Bp. Karang Sasangka foto bersama ketiga putra dan Karya Luksinya |
Ini dulu guru lukis saya di SDIT BiAS Klaten ..Bp. Karang Sasongko lahir di Klaten pada 13 Maret 1963, beliau merupakan salah satu pendiri Pasren, pewaris
seni dari Sang Maestro seni lukis indonesia Rustamadji yang merupakan
pelopor seni rupa Indonesia tentu saja mempunyai tanggung jawab seni
lukis di dalam keluarga maupun di masyarakat.
Pelukis
beraliran realis ini juga sangat perduli terhadap seni dan
perkembangannya, ini beliau buktikan dengan keinginan beliau berbagi
pengetahuan dengan orang lain dengan mendirikan kursus seni lukis untuk
anak-anak sekaligus menggali dan mengembangkan talenta anak terhadap
seni lukis.
Seorang
anak kecil sedang serius mengamati lukisan dua orang ibu-ibu, sang
penjual kain batik dengan pembelinya? Entah apa yang ada di dalam benak
anak yang juga pernah belajar melukis pada Pak Karang Sasangka tersebut?
Ada terbersit rasa bangga terhadap generasi muda yang masih peduli dan bangga dengan Seni dan Budaya bangsa sendiri, mencintai memahami, akar budaya nusantara. Lestarikan bumi nusantara nak, cita-cita kami ada dipundak kamu!!! Masa Depan Seni Budaya ada digenggaman tanganmu!!!!
Ada terbersit rasa bangga terhadap generasi muda yang masih peduli dan bangga dengan Seni dan Budaya bangsa sendiri, mencintai memahami, akar budaya nusantara. Lestarikan bumi nusantara nak, cita-cita kami ada dipundak kamu!!! Masa Depan Seni Budaya ada digenggaman tanganmu!!!!
artikel tentang KLATEN dan PASREN mantap mas.
BalasHapusLupa kasih sumber foto dan artikelnya ya ^_^